Jakarta, Ompui ephorus (pemimpin tertinggi) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) bersama jemaat dari empat distrik, yakni Jakarta, Bekasi, Deboskab (Depok, Bogor, Sukabumi, Kalimantan Barat), dan Banten menggelar doa bersama merawat bumi bertajuk “Selamatkan Danau Toba dan Tano Batak” di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (18/8/2025).
Doa Bersama Merawat Lingkungan Hidup” yang dipimpin oleh Pimpinan HKBP diawali dengan Long March sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan hidup khususnya di Tapanuli Raya.
Pada dasarnya acara doa bersama merawat lingkungan hidup ini mengajak masyarakat dan komunitas untuk mencegah pihak tidak bertanggung jawab yang ingin merusak dan mencemari lingkungan. HKBP dan panitia juga mendukung program Presiden Prabowo Subianto, terutama pada sektor ekonomi hijau (green economy).
Kegiatan dilanjutkan dengan ibadah yang dipimpin oleh tiga pendeta yang memberikan pesan tentang merawat lingkungan hidup yang mengacu pada ayat Alkitab Kejadian 2:15. Bumi yang ditempati oleh manusia perlu dijaga dan dipelihara seperti Taman Eden.
Ketua Panitia Pelaksana, Pdt Dr Oloan Nainggolan, mengatakan kegiatan dengan tema “Doa Bersama Merawat Lingkungan Hidup”. Mari kita dukung gerakan merawat lingkungan hidup di sekitar Danau Toba dan Tapanuli Raya, imbuhnya.
Pada dasarnya acara doa bersama merawat lingkungan hidup ini mengajak masyarakat dan komunitas untuk mencegah pihak tidak bertanggung jawab yang ingin merusak dan mencemari lingkungan. HKBP dan panitia juga mendukung program Presiden Prabowo Subianto, terutama pada sektor ekonomi hijau (green economy).
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik dalam menjaga kelestarian ciptaan Tuhan, dan sebagai wujud kepedulian terhadap sesama ciptaan Tuhan, serta krisis lingkungan hidup yang terjadi di kawasan Danau Toba dan Tapanuli Raya, serta kehadiran PT. TPL menciptakan multi dimensi krisis di Tano Batak, jelasnya.
Mereka tampak mengenakan pakaian bertuliskan “Tutup TPL” dan beragam atribut dengan narasi desakan penutupan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) karena dinilai merusak lingkungan, mencemari Danau Toba, dan melanggar hak-hak masyarakat adat.
Acara doa bersama ini juga dimeriahkan dengan orasi dan deklarasi tentang yang disampaikan oleh Ketua Panitia Sintua di hadapan ribuan jemaat dan masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut. Masyarakat diajak untuk mendesak TPL agar ditutup segera supaya alam bisa tetap terjaga dan dilestarikan, pungkasnya.